FLASH BACK

Pertama kali ikut bertanding di GP250 pada 1996 dengan fasilitas wild card, langsung naik podium. Dua musim berikutnya, masih dengan status wild card, sukses jadi juara seri. Tak disangka, di sirkuit yang sering ditaklukkannya itulah pada tahun 2003 ia mengakhiri karir dan hidupnya. Ya, dialah Daijiro Kato. kato 250cc world champion Tribute to Daijiro Kato: Padam Sebelum Berkobar
Sebagai putra asli Jepang dimana setidaknya ada empat produsen motor terkenal di dunia, Daijiro Kato sudah akrab dengan dunia balapan sejak masih kanak-kanak. Sudah mulai mengenal sirkuit sejak umur 3 tahun dengan pocket bike hadiah ulang tahun dari orang tuanya. Lalu mulai terjun balapan sejak umur 5 tahun. Pada usianya yang ke-11 Kato terjun pada kejuaraan mini bike.
Kejuaraan yang bersifat nasional mulai ditekuninya pada tahun 1993 lewat ajang All Kyushu Area Championship untuk kelas SP250, GP125, GP250. Dan Daijiro menyabet semua gelar juara di tiga kelas tersebut. Tahun berikutnya, lelaki kelahiran Saitama, 4 Juli 1976 itu beralih ke ajang All Japan Championship untuk kelas GP250. Debutnya di ajang ini berakhir di posisi ke-7. Lalu naik peringkat ke posisi 5 tahun berikutnya. Prestasinya kembali menanjak di musim 1996 dengan sukses menjadi runner-up sebelum kemudian berhasil menjuarai ajang bergengsi para rider Jepang tersebut pada musim 1997.
Keikutsertaan Daijiro Kato di ajang Moto Grand Prix dimulai pada tahun 1996 dengan tampil saat GP Jepang. Kato mendapat kesempatan sebagai rider wild card di kelas 250cc. Meski baru pertama kali tampil, Kato langsung naik podium ke-3. Musim berikutnya, 1997, dia kembali dipercaya ikut tampil di ajang yang sama, kali ini berakhir dengan naik podium puncak. Namun kesuksesan ini belum membuatnya mendapat tempat di ajang balap motor kelas dunia itu sebagai rider tetap.
Begitupun setelah di tahun 1998, DK sukses meraih pole position dan menjadi juara seri di seri Suzuka, dia masih berstatus rider wild card. Uniknya, meski di tahun 1999 hanya finish di posisi ke-5, Kato justru mendapatkan kontrak sebagai rider penuh untuk musim 2000.
Musim penuh pertamanya di kelas 250cc dilalui dengan sangat memuaskan. Meski berstatus rookie namun Kato bisa ikut bersaing di barisan depan dengan duo rider Yamaha, Olivier Jacque dan Shinya Nakano. Di kelasemen akhir Kato bertengger di posisi ke-3.
Berbekal pengalaman satu musim penuh di kelas 250cc, Daijiro Kato tampil mendominasi musim 2001. Dengan prestasi sekali naik podium ke-3, 1 kali runner-up dan 11 kali juara seri membuat dua rider Aprilia yang menjadi pesaing terdekatnya saat itu, Tetsuya Harada dan Marco Melandri tak mampu membendung sang pendekar samurai untuk meraih gelar juara dunia.
Tahun 2002 petualangan rider yang menaruh gambar burung hantu pada helmnya itu berlanjut ke kelas MotoGP bersama dengan teamnya, Honda Gresini. Pada seri-seri awal Kato harus puas menggunakan motor NSR500 (rider pabrikan Honda saat itu sudah menggunakan motor 4 tak RC211V). Walau begitu Kato tetap bisa naik podium ke-2 di Spanyol (Jerez). Saat diberi kesempatan menggunakan RC211V di pertengahan musim, tepatnya saat MotoGP Brno-Ceko, Kato langsung menyabet posisi runner-up.
Secara keseluruhan musim 2002 dilalui Dai-Chan dengan cukup fantastis dengan finish diposisi ke-7 pada kelasemen akhir. Gelar rookie of the year pun jatuh ketangannya. Kato pun semakin diperhitungkan di kelas puncak MotoGP. Publik Jepang yang sudah lama menantikan munculnya calon juara, menaruh harapan besar pada sosok Daijiro Kato.
Musim 2003 menjadi musim pertama Kato memiliki rekan satu team. Saat itu dia ditandemkan dengan rider Spanyol, Sete Gibernau. Dari serangkaian sesi uji coba pra musim yang telah berlangsung, Kato menunjukkan grafik peningkatan performa. Harapan warga negeri Sakura pun semakin menjulang.
Namun takdir ternyata berkata lain. Seri perdana MotoGP 2003 yang berlangsung di sirkuit Suzuka-Jepang menjadi akhir cerita Dai-Chan. Sebuah kecelakaan misterius telah merenggut nyawanya. Bara itupun padam sebelum sempat berkobar. Daijiro Kato menghembuskan nafas terakhirnya pada 20 April 2003 setelah gagal berjuang melewati masa kritis pasca kecelakaan. Dia pergi meninggalkan Makiko (isterinya), Ikko putranya serta putrinya Rinka, pergi meninggalkan warga Jepang yang begitu mengidolakannya, pergi meninggalkan MotoGP Mania seluruh dunia untuk selama-lamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar